Halaman

Kamis, 20 Agustus 2015

My travel : Nan Ning ( 南宁), China

Nan Ning (南宁) merupakan ibu kota provinsi Guang xi, China. Walaupun sebagai ibu kota propinsi, kota ini masih kalah jauh infrastruktur di banding ibu kota provinsi lainnya di China. Kota ini tidak memiliki objek wisata yang menarik untuk dikunjungi.  Oleh karena itu, pemerintah China sengaja mengeluarkan peraturan bagi travel agency untuk menyelip kota Nan Ning ke dalam paket Guang xi tur.

Jarak Guilin ke Nan Ning bila via bus membutuhkan waktu sekitar 4jam, akan tetapi jika via kereta cepat China,hanya memakan waktu sekitar 2,5jam. Stasiun kereta api Nan Ning pada saat kunjungan kami, baru diresmikan beberapa bulan sehingga ada sebagian tempat belum terorganisir secara baik, seperti lahan parkir yang masih belum bisa dipakai, pangkalan objek maupun taksi yang tidak beraturan.
Stasiun Kereta Nanning

Taksi di Nan Ning terkesan cukup aman, adanya terali pemisah supir dengan penumpang dan memakai argo, sehingga tidak perlu tawar menawar.
Taksi Nan ning

Kami tinggal di hotel Kai Tian (凯天大酒店), walaupun hotel ini cukup elit, tetapi tidak menyediakan air mineral, sehingga mengharuskan kami keluar dari hotel mencari di sekitarnya. Penerangan jalan disekitar hotel sangat minim, adanya pengemis dipinggiran jalan, sehingga cukup menakutkan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Berbelok ke sebuah jalan kecil, hati kami terasa lega sedikit. Jalan ini cukup terang, Kiri kanan menjual berbagai jajanan, pakaian, sepatu, salon maupun mini market.
Hotel Kai Tian

Esok harinya, Kami mengunjungi : 
1. Lake park (南湖公园)
Taman ini cukup luas, menanam berbagai bunga dan tumbuhan. Kebetulan kami berkunjung di musim panas, bunga bermekaran tetapi cuaca cukup terik di dukung berjalan kaki sepanjang taman, cukup melelahkan.
Lake Park

2.Museum heritage court (文物苑)
Museum ini memanjang benda-benda yang semuanya terbuat dari tanah liat, baik berupa guci, replika tembok raksasa, replika kapal, dsb. 
Museum Heritage Court
3. Restoran
Bentuk restoran ini cukup klasik, berada dekat museum. Menyajikan berbagai menu masakan China. Tidak luput juga 2 botol minuman arak dan sebotol coca cola.
Restoran dekat museum

4. Nan Ning Airport
Airport di sini tidak menyediakan cukup banyak kursi bagi penumpang, sehingga cukup capek berdiri terus, terpaksa nongkrong disalah satu kedai dalam bandara memesan beberapa minuman ringan. Perjalanan udara Nan ning menuju Kuala Lumpur memakan waktu sekitar 4 jam. 
Nan Ning Airport

Kesimpulan :
Penduduk Nan ning tidak seramah di Guilin, buah penutup juga tidak tersedia disini. Plastik asoy, tissu, air mineral, dsb di kenakan biaya tambahan. 




Minggu, 16 Agustus 2015

My travel : Long Sheng ( 龙胜 ), China

Nama kota Long Sheng memiliki arti tersendiri, Simbol Long () yang berarti naga melambangkan raja, dan Sheng ( ) yang artinya menang. Kota ini diberikan nama Long Shen dikarenakan kota ini pernah ditinggalin oleh kerabat kerajaan baik Saudara kandung, anak, istri maupun pejabat kerajaan yang mana memiliki keinginan untuk merebut tahta kekaisaran walaupun telah diusir menjauh dari ibu kota. 

Untuk melangsungkan hidup, mereka kemudian menanam padi dekat pergunungan yang dikenal dengan rice terrace ( 龙胜梯田 ), sistem persawahnya ini tersusun bertingkat-tingkat dari bawah tepi sungai menuju puncak gunung. Pemandangan ini akan terlihat berbeda sesuai kondisi 4 musim daerah tersebut.
Long Sheng Rice Terrace

Melewati rice terrace, bus menuju kampung yi jiang yuan ( 义江缘 ). Memasuki kampung tersebut, harus menaiki perahu yang mirip seperti pompong, untuk membantu menyeberang sungai. Setiap perahu ditemani seorang pemandu tur lokal untuk menjelaskan suku yang ada dikampung ini.
Yi Jiang Yuan

Kapal penyeberang sungai


Longsheng memiliki beberapa suku seperti : 
1. Zhuang Zu (壮族)
wanita suku ini pandai menyanyi lagu intonasi tinggi, biasanya menyanyi lagu daerah (山歌), lagu populer mereka adalah liu san jie ge(刘三姐歌).
2. Miao Zu (苗族)
Wanita suku ini suka memakai perhiasan perak (银饰) diatas kepalanya. Semakin banyak perhiasan di pakai, melambangkan wanita ini berasal dari keluarga terpandang.
3.Dong Zu (侗族) 
Suku ini suka menyanyi sambilan memainkan gendang gong. Wanita suku ini juga pandai menyulam dan bertani. 
 4. Yao Zu ( 瑶族 )
Wanita suku ini memilki rambut yang sangat panjang, dalam seumur hidup cuma memotong rambut 1 Kali yaitu pada usia 18 tahun yang mana usia tersebut merupakan usia matang untuk menikah. 
Suku Yao 
Tiba di seberang sungai, kaminaik tangga yang cukup tinggi menuju sebuah tenda besar. di dalamnya telah disediakan bangku tempat duduk mengelilingi area panggung, sambil menyaksikan pertunjukan tarian adat, disajikan minuman arak beras. 
Pertunjukan tarian adat

Jalan pulang dari pertunjukan tersebut, ada 3 alternatif jalan keluar yaitu pertama seperti main flying fox ( gantung badan meluncur ke seberang menggunakan tali), yang kedua adalah duduk di sebuah papan luncuran menuju ke bawah, dan yang ketiga jalan kaki turun ke bawah lewat tangga yang tersedia.

Kesimpulan:
Penduduk China lebih sering mengkonsumsi arak dan teh. peralatan makan seperti garpu agak susah ditemuin, mereka biasa menggunakan sumpit sebagai peralatan makan sehari-hari. Kota kecil susah menemukan mini market untuk berbelanja. 


Sabtu, 15 Agustus 2015

My travel : Yang Shuo (阳朔),China

Yangshuo (阳朔) terletak di sebelah selatan kota Guilin, menempuh sekitar 1,5 jam via bus. Pemandangan yangshuo juga tidak kalah di banding Guilin, sehingga kemudian muncul syair  berikut : ”桂林山水甲天下,阳朔山水甲桂林”. Artinya gunung dan air Guilin tiada tanding, dan yangshuo merupakan bagian dari tempat Guilin yang terindah.

Yangshuo memiliki beberapa objek wisata yang menarik dikunjungi, seperti :
1. YinZi Cave (银子岩)
Gua yin Zi ini merupakan Gua terbesar di dunia,  Gua ini mirip dengan chuanshan rock, cuma lebih besar, otomatis jalan naik turun gua ini lebih menguras tenaga.  Konon, obat herbal Ling Zhi mushroom (灵芝) biasa tumbuh di tempat basah ini. Di dalam Gua ini tersedia peramal. Jika ingin meramal, harus membayar Jasa mereka. Akurat tidaknya sesuai kepercayaan masing-masing.
Yin Zi Cave


2. Osprey catch fish (鱼鹰抓鱼)
Untuk melihat pertunjukan ini, Kami di suruh naik perahu rakit mirip sampan, di dalam perahu tersebut tersedia sepanci teh, yang bisa dinikmati sambilan melihat pemandangan sungai Li Jiang yang Indah. Tersedia pula seorang penyanyi yang menyanyikan lagu daerah khas Cina. Pertunjukan elang menangkap ikan ini sangat biasa, cuma melihat elang lompat ke dalam sungai dan mencari ikannya, kemudian hasil ikannya diberikan nelayan. 


3. Cruise along Li Jiang (船游漓江)
Kapal ini tidak dihiasi, tempat duduk didalamnya agak tua, didalamnya tersedia snack lokal, apabila ingin mencicip, harus membayar. Bagian atas kapal terbuka, sehingga bisa berfoto ria diatasnya. Tersedia fotografer yang bisa disewain untuk mengabdikan pemandangan alam sungai Li Jiang.
above cruise along li jiang

4. West street ( 西街 ~ xi jie )
Jalan Xi jie ini merupakan jalan tertua dan telah berada sekitar 1400 tahun di kota Yang Shuo. Di dalamnya menjual Baju, Makanan lokal, asesoris,dsb. Pengunjung di jalan ini sangat banyak, resiko pencopetan juga tinggi. Harus berhati-hati menjaga bawaan.
Yang shuo xi jie

5. Impression of Liu San jie ( 刘三姐印象)
Memasuki pertunjukan ini sangat sesak, penonton yang mencapai ribuan orang, belum lagi penari yang kabarnya mencapai 100 orang, dan sejumlah panitia. Tempat pertunjukan ini dikelilingi taman yang sangat luas, pintu masuk yang jauh dari tempat pertunjukan, sehingga memerlukan jalan kaki beberapa kilometer. Tiket pertunjukan juga bisa dibatalin sewaktu-waktu dikarenakan tempat ini berada di area terbuka, cuaca buruk seperti hujan, angin kencang,dsb tidak memungkinkan pertunjukan ini. Pentas pertunjukan ini berada di atas sungai Li Jiang, diawali nelayan mendayung sampan, membentuk kain warna merah, kemudian menceritakan tentang kisah Liu San jie yang menari di atas bulan buatan dan kemudian menikah dengan pemuda pujaan.
Impression of Liu San Jie


Kesimpulan :
- Beberapa toilet umum Yangshuo tidak memiliki pintu dan air bersih, sehingga terkesan jorok dan kotor.
- Xi jie street sangat ramai pengunjung, Jika memungkinkan mengunjunginya agak siang, dikarenakan malamnya makin sesak dan sulit berjalan.
- Jika ingin menonton Liu San jie, harus memakai lotion anti nyamuk, dikarenakan tempat terbuka, gelap, dan dekat sungai  rawan gigitan Nyamuk.

Rabu, 12 Agustus 2015

My travel : Guilin ( 桂林 ), China

Guilin (桂林) merupakan kota kecil yang terletak di provinsi Guang xi (广西),Cina (中国). Kota ini memiliki 2 sungai 4 danau dan terkenal dengan syair : “桂林山水甲天下” yang artinya gunung dan air di Guilin tiada tandingnya.  Penduduk Guilin sangat menikmati keindahan kota mereka, bisa dilihat adanya tempat jogging disekitar pinggiran sungai, taman kota yang dilengkapi fasilitas umum seperti kursi, ayunan, serta pepohonan yang asri, tidak mengherankan Penduduk kota ini banyak yang panjang umur.

Gadis di kota ini tidak menyukai orang lain memanggilnya dengan sebutan 小姐 (xiao Cie), dikarenakan panggilan ini lebih cenderung tertuju pada PSK (Pekerja Seks Komersial), mereka biasanya lebih menyukai sebutan 阿妹 (ah Mei). Panggilan lainnya seperti 阿牛哥 (a niu ge ),老妖怪 (Lao Yao Guai),小妖精 (xiao Yao Jing),sangat umum diucapkan sehari-hari.

Akses internet terbatas di kota ini, banyak terblokir, seperti Google, blog, facebook, twitter, dsb. Penduduk di sini lebih banyak mengakses wechat dan yahoo. 

Berikut rute perjalanan Kami 7 Hari 6 malam paket Guang xi tur :
Hari 1=Kuala Lumpur ~ Guilin ( chuanshan Rock (穿山岩)~ shanshui performance show (山水间秀) )
Berangkat subuh jam 2 ke airport Klia2 dengan pesawat AirAsia dengam durasi sekitar 4jam menuju Guilin. Tiba di Airport International Guilin, ada hal unik yang menarik perhatian kami, ada seekor anjing terlatih yang mencium tiap bagasi yang baru datang, didampingi petugas bandara. Beruntung bandara ini tidak terlalu sibuk, sehingga tidak menyita terlalu banyak waktu.
Airport International Guilin

Tanpa banyak istirahat, bus pariwisata langsung menuju Objek pertama Kami chuan shan rock ( 穿山岩 ), Gua ini dihiasi lampu warna-warni, air diatasnya sering menetes membentuk bebatuan dengan bentuk tidak karuan, lantai yang naik turun, basah, cukup menguras tenaga dan mesti extra berhati-hati agar tidak terpelesek.
Chuan Shan Rock

Kemudian dilanjutkan ke restoran ah kan (啊甘)untuk makan Siang, dan balik ke hotel Eva inn untuk istirahat sebentar. Tur Kami berkumpul kembali jam 5.30 sore untuk makan malam dan dilanjutkan menyaksikan pertunjukan shanshui di sebuah bioskop. Shanshui ini diawali pameran tulisan kaligrafi, kemudian nyanyian daerah, tarian, atraksi akrobat, dan terakhir pertunjukan spectakuler 5 pengemudi motor berputar 180 derajat di sebuah bulatan seperti globe.
Pertunjukan Shan Shui Xiu 


Hari 2=Guilin~yangshuo (阳朔)
Setelah sarapan, bus langsung berangkat ke yangshuo sekitar menempuh 2jam. Detail tentang yangshuo akan Dibahas blog berikutnya. " Yangshuo "

Hari 3=Yangshuo ~ Guilin ( yuanboyuan park (园博园) ~ Zhengyang road pedestrian street (正阳路步行街)~Li Jiang hotel(漓江酒店)
Balik kembali ke Guilin, bus menuju taman yuan boyuan, taman ini cukup luas, dibawa keliling oleh bus terbuka yang memuat 10 orang, ada petugas yang menjelaskan setiap perhentian bus. Taman ini menanam berbagai macam pepohonan didukung cuaca yang cukup terik, terasa membosankan.

Yuan Bo Yuan Park

Zhengyang road ini membangkit semangat kami, dimana bisa bershopping ria, mencoba berbagai Makanan, serta serta bisa mendengarkan alunan Musik di cafe-cafe di sekitarnya. 

Malamnya Kami diajak melihat air terjun buatan hotel Li Jiang ( 漓江人造瀑布), pertunjukan air terjun ini dibuka setiap weekend sekitar jam 8.30 malam dan masuk Guinness book waterfall buatan terbaik di dunia.
Li Jiang Hotel

Hari 4=Guilin ~ longseng (龙胜) ~ Guilin
Perjalanan Guilin ke longseng memakan waktu sekitar 2jam, Untuk detail longseng bisa lihat di link berikut "Longseng". sepulang dari Longseng bus menuju toko penjualan Teh, menjelaskan, menawarkan serta menjamu beberapa macam jenis Teh.
Tea shop

Hari 5=Guilin ~ Yao Shan Mountain (山) ,Silk (丝绸),herbal shop (养生堂),charcoal shop (竹炭), jade (珠宝)
Paginya, kami mengunjungi yao shan mountain, beruntung antrian tidak lama, sehingga langsung naik cable car, cable car di sini cukup menakutkan, bentuknya terbuka seperti ayunan, tidak ada safety belt, dan agak mengagetkan kami ketika menaikinya, tanpa aba-aba langsung di paksa duduk, kemudian pegangan tangan dan kaki baru turun ke bawah, kemudian pendaratan juga sekejap, tangan dan kaki disuruh lepas dan loncat minggir ke kiri atau kanan sesuai posisi duduk, cukup menegangkan. Sampai di puncak, cuma melihat dewa yang bisa disembah sesuai zodiak masing-masing dan ada kelenteng serta pedagang yang menjual asesoris. Tidak banyak objek menarik disini.
cable car yao shan mountain

Kemudian dilanjutkan naik gunung di sebuah daerah terpencil, gunung tersebut tidak terlalu tinggi, tetap cukup menguras tenaga, kemudian baru menuju sebuah restoran dekat gunung tersebut, restoran ini berbentuk rumah adat, ada kandang babi di bawahnya dan baunya cukup menganggu. Pramugari restoran ini kebanyakan tante-tante dan menari tarian adat mereka, kemudian menyajikan arak lokal dimana diharuskan memberikan uang tip kepadanya.
Restoran dekat gunung

Kemudian dilanjutkan ke toko yang bekerjasama dengan travel untuk mendengar promosi barang mereka. silk menjual kain tenun seperti spring bed, herbal shop menjual obat-obatan, charcoal shop menjual barang sehari-hari yang mengunakan arang sebagai bahan utama seperti Kain lap, pewarna rambut, odol, syal, dsb. Jade menjual perhiasan seperti kalung, gelang, Batu giok.

Hari 6=Guilin ( Yung shan lake scenic area ( 榕杉湖景区) ~ Zi Zhuo park ( 訾洲公园) ~Nan Ning
Yung shan lake scenic area didalamnya terdapat jiuqu bridge (九曲桥),Gu nan gate (古南门),giant banyan tree (大榕树) Dan sun and moon twin tower (日月双塔), tempat ini cocok sekali untuk berfoto, pemandangan alam cukup Indah, tersedia penyewaan kostum dan fotogafer yang siap melayani konsumen.
Yung Shan Lake Scenic Area

Zi Zhuo park didalamnya terdapat gunung yang menyerupai hidung gajah yang terkenal dengan nama elephant trunk hill ( 象鼻山) dimana merupakan icon kota Guilin. Kemudian dilanjutkan makan Siang Dan menuju Nan Ning via kereta api tercepat Cina. 
Elephant Tunk Hill
Hari 7 = Nan ning  ~ Kuala Lumpur
Mengenai nan ning akan dibahas di blog berikutnya. "Nan ning "

Kesimpulan :
Mengunjungi kota Guilin, harus mempersiapkan diri untuk menjaga stamina yang kuat, dimana semua obyek wisata memerlukan berjalan kaki di sepanjang jalan, naik turun tangga, cukup menguras tenaga  dan sangat melelahkan. Makanan dan minuman di restoran tidak terlalu banyak variasi, masakan, minuman serta buah yang disajikan tiap restoran hampir sama. 

Minggu, 08 Maret 2015

My travel : Jakarta, Indonesia

Ibu kota Indonesia ini terasa terlalu padat, semuanya berpusat di Jakarta, baik berupa rute penerbangan, sistem pemerintahan, perkantoran, perindustrian, perbisnisan, sehingga merupakan kota terbesar No. 1 di Indonesia.

Perjalanan pertama saya ke Jakarta begitu terkesan, dengan usia yang muda ( 21 tahun ) berangkat sendirian, di jemput orang yang tidak dikenal ( dalam rangka job training ), tidur sendirian di hotel berbintang, masuk lingkungan kerja baru yang penuh sorotan mata (maklum, satu-satunya personil dari cabang yang ikut training dan merupakan peserta pertama yang menguji sistem baru). Benar-benar menguji mental, keberanian, kecerdasan, dan kemampuan adaptasi saya. Di tambah lagi pulang perjalanan dari dinas, pesawat saya tumpanginya hampir kecelakaan akibat cuaca buruk. Benar-benar bikin perasaan jantungan.

Perjalanan kedua mengunjungi Jakarta lebih menyenangkan, bepergian dengan teman dekat, inap di kos teman, dan mengunjungi beberapa tempat hiburan di Ancol seperti :
1. Dufan ( Dunia Fantasi )
Theme park ini memiliki berbagai wahana permainan seperti perang bintang, Rumah kaca, Istana boneka, halilintar, tornado, dsb. Benar-benar puas main seharian.

2. Sea world
Disini bisa melihat berbagai jenis ikan dan ada pertunjukan pemberian makanan untuk ikan-ikan di dalamnya. Sayangnya sea world telah berhenti beroperasi dikarenakan ada perselisihan manajemen. Semoga suatu saat bisa beroperasional kembali.

3.Atlantis water adventure (atlantik)
Tempat ini khusus permainan air, dimana bisa bermain luncuran, berenang, maupun sekedar berendam menikmati ombak buatan. Disini memberikan fasilitas pelampung dan locker untuk menyimpan barang. 
Ancol
Perjalanan ketiga lebih fokus berbelanja, Tempat yang dikunjungi :
1. Pasar pagi asemka
Tempat ini lebih banyak menjual alat tulis, asesoris dan barang fancy lainnya. Terdapat perbedaan harga, tergantung pengambilan barang. Harga yang ditawarkan cukup murah.

2. Mangga Dua Shopping Mall
Mal ini cukup besar, menjual barang fashion ( baju, tas, sepatu ) barang elektronik ( kamera, komputer, hp ). Barang yang ditawarin hampir sama, harga juga bervariasi, harus pandai tawar menawar.

3. Mal Grand Indonesia
Mal ini terkesan elite, menjual barang-barang branded. Tidak mengherankan harga yang ditawarkan cukup mahal.

Kesimpulan :
Jakarta kota metropolitan yang terkenal dengan kemacetan lalu lintas. Terjebak di lalu lintas selama berjam-jam adalah hal yang lumrah. Restoran dan food court selalu ramai konsumen, mungkin dikarenakan penduduk perkotaan jarang masak di rumah, dan lebih memilih membeli di luar. Jangan lupa membawa kartu kredit, terdapat banyak diskon yang bisa mengirit biaya perjalanan anda.

Jumat, 30 Januari 2015

My travel - Hatyai, Thailand

Hatyai terletak di pinggiran Thailand selatan, berbatasan langsung dengan kota Penang, Malaysia. Hubungan kedua negara ini sangat dekat, hampir setiap menit ada bus, taksi maupun mobil pribadi yang melewati perbatasan tersebut.

Tingkat korupsi di Hatyai juga tidak kalah dibandingkan Indonesia, adanya sistem salam tempel untuk mempercepat proses imigrasi. Kami sempat dipersulit dengan alasan salah counter (padahal counter tertulis foreign paspor dan beberapa turis asal Malaysia bisa melewati counter tersebut). Petugas imigrasi meminta antrian ulang atau membayar RM 20/org dengan melewati jalur khusus imigrasi tanpa antrian.

Hatyai sendiri memiliki makanan ringan yang cukup terkenal, dan gampang sekali dijumpai di tempat keramaian seperti crepes, mango rice, ice coconut, dsb. Disamping itu, menjual sup sarang walet dengan harga yang terjangkau, tetapi setelah kami mencicipi, sup tersebut kebanyakan airnya dan terkesan tidak original.
Makanan lokal khas Hatyai
Berikut perjalanan kami selama 4 hari di Hatyai :
Hari 1 : Perbatasan Hatyai ~ Hotel New Season ~ Lee Garden Hotel Sky Buffet ~ Odean Store ~ Santisuk Market
Kesan pertama di perbatasan Hatyai sangat tidak nyaman, masuk toilet dipunggut biaya, imigrasi terkesan tidak ketat dan antrian yang amburadul ( bisa nyelip, potong antrian orang lain, melewati counter imigrasi tanpa pemeriksaan ). Petugas imigrasi yang tidak ramah serta sogok uang yang terang-terangan.
Setelah proses imigrasi, kami kembali masuk bus yang sama dan diantar ke hotel new season yang telah kami booking sebelumnya di agoda. Hotel ini lumayan berkelas, kamar yang besar serta dekat dengan pusat perkotaan.
Imigrasi Hatyai
Hotel Lee Garden terkenal buffetnya yang berada di lantai 33, dimana selain bisa menikmati makanan sesuai selera, kita bisa menikmati pemandangan malam hari Hatyai. Harga buffet juga tidak terlalu mahal, sekitar 200 baht/org dan ada spesial diskon buat orang tua dan anak kecil.
Hotel Lee Garden Hatyai
Disekitar hotel lee garden, terdapat pasar malam santisuk, odean store dan juga kios travel yang menawarkan paket tur. Kami memilih travel yang bisa berbahasa mandarin, tetapi sayangkan supir tur cuma bisa mengerti bahasa kong hu, tetapi tidak bisa ngomong bahasa tersebut sehingga lumayan susah berkomunikasi.
Odean Fashion Mall

Santisuk Night Market
Hari 2 : Wat Hat Yai Nai ~ Municipal Park ~ Bon Khao Restoran ~ Pantai Samila ~ Ferry ~ Floating Market ~ SPA Hotel
Kuil Budha tidur ini terletak di Wat Hat Yai Nai, bernama Phra Phuttha Hattha Mongkho, dan berada di ruang terbuka, tersedia biksu yang siap memberi doa dengan syarat membeli dupa, kalung bunga dan barang sembahyang lainnya. Kuil ini terasa sepi pengunjung dan kurang terawat serta tidak ada atraksi yang menarik untuk menarik perhatian pengunjung.
Wat Hat Yai Nai
Municipal Park ini memiliki lahan yang luas, terdapat wahana ice dome dekat pintu masuk, kemudian dilanjutin Kelenteng dewi kwam im, Kelenteng dewa 八仙过海 dan patung dewa lainnya. Jika hendak bersembahyang dewa empat muka (四面佛), harus menaiki cable car untuk mencapai gunung teratas. Cara bersembahyang disini tergolong unik, dimana ada pelepasan pentasan (炮) dan telah disiapin tempat khusus serta tersedia jasa tarian jika hendak meminta permohonan kepada dewa empat muka serta banyak menjual sepasang burung merpati untuk dilepaskan setelah berdoa dan banyak ucapan terima dari donotur berupa kursi dan patung gajah atas pengabulan permintaan doanya. Selain itu juga menjual kertas merah yang bisa kita tulis permohonan dan digantung di pohon.
Municipal Park

Sepulang dari municipal park, kami singgah di restoran bon khao untuk mengisi perut. Restoran ini terkenal dengan seafoodnya. Restoran ini cukup asri, mungkin dikarenakan posisinya di pergunungan.
Ban Khao Restaurant
Pantai samila terletak agak jauh dari perkotaan, ikon ikan duyung yang menjadi simbolnya. Untuk berfoto bersamanya, harus extra bersabar, dikarenakan antrian cukup lama dan batu karang didekatnya juga agak susah dicapai,  dikelilingi batu karang dan pasir. Tempat ini cocok hiburan keluarga, dimana angin cukup kencang untuk bermain layang-layang ada tempat bersantai serta banyak berjualan jajanan seperti gorengan, es kelapa maupun toserba didekatnya.
Samila Beach
Sepulang dari pantai, bus melaju ke tempat penyeberang ferry, mirip ferry Perawang-buton. Ferry ini bisa menampung 15 mobil & puluhan sepeda motor dan akan mengantar ke perkotaan Hatyai. Tiba ditujuan penyeberang, bus kami langsung menuju lokasi floating market. 

Floating market tidak seperti yang kami bayangi ( berbelanja di perahu kecil ), melainkan pedagang berjualan di gubuk-gubuk kecil dekat pinggiran sungai. Disini banyak menjual makanan, pakaian dan oleh-oleh khas Hatyai.
Floating Market
Kami sempat ditawarin menonton aqua show, dikarenakan terlalu vulgar tidak cocok buat kami sehingga kami memutuskan menikmati spa di hotel kami. 

Hari 3 = Kim Yong Market ~ Greenway Night Market ~ Talad Mai Night Market
Kim yong market lebih banyak menjual snack, manisan, oleh2 khas daerah. Jangan lupa menawar, harga bisa ditawar lebih murah.
Sepulang dari Kim yong, kami menaiki tuk tuk pulang ke hotel. Tuk-tuk disini tidak terlalu cantik dibandingkan yang di Bangkok. Tuk-tuk Hatyai lebih menyerupai oplet yang bisa tampung 8 orang, sedangkan tuk-tuk Bangkok lebih mirip Becak motor, bedanya supirnya dirakit di depan.
Tuk-tuk Hatyai
Greenway night market beroperasi dari jam 5 sore sampai malam. Tempat ini cukup luas, banyak menjual makanan, baju, sepatu serta asesoris hp lainnya. Cukup asri bersantai sekaligus bisa berbelanja ria. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau.
Greenway Night Market
Talad Mai night market berada di Tanrattanakorn Road, berjalan kaki sekitar 10menit dari Greenway. Tempat ini berada di luar terbuka, diatasnya dipasangi kanopi yang cukup besar. Barang yang dijual hampir sama dengan greenway night market.
Talad Mai Night Market
Hari 4 =  Hatyai International Airport
Airport di sini tidak terlalu besar, antrian cepat, proses imigrasi juga tidak banyak pemeriksaan dan terasa nyaman tanpa ada pungutan liar.
Kesimpulan :
Barang yang dijual di Hatyai cukup murah walaupun tidak secantik dan selengkap di Bangkok. Penduduk Hatyai sangat menghormati biksu, setiap kali menaiki angkutan umum selalu memberikan tempat spesial terhadapnya. Bila ingin keliling kota Hatyai, lebih aman menyewa bus travel daripada naik tuk-tuk.

Jumat, 09 Januari 2015

My travel : Penang, Malaysia

Penang, kota favorit orang Medan untuk berobat, dikarenakan berdekatan dan mayoritas masyarakat bersuku hokkian, sehingga gampang berkomunikasi. Kota ini, lebih banyak dihuni orang tua, mungkin lebih banyak anak muda merantau ke KL. Agak sulit menemukan taksi dipinggiran jalan, kebanyakan nongkrong dekat mal dan hotel besar.
Berikut perjalanan kami selama 3 hari 2 malam di Penang (24/12/2014 s/d 26/12/2014)  :
1. Hari 1 = Queensbay Mall
Tiba di Penang sekitar jam 6 sore, kami memutuskan langsung ke mall, sedangkan bagasi dititipin supir menuju apartemen yang telah kami pesan sebelumnya. Apartemen yang kami sewa seharga RM 55 / hari. Kamar lumayan luas, ada kamar mandi di dalamnya. Sayangnya selimutnya terlalu tipis, dan agak jauh dari perkotaan. Bagian luar apartemen tampak kumuh, beruntung kamar tidur cukup luas dan bersih.
Apartemen milik Kenny


Mall Queensbay ini cukup luas, seperti mal kebanyakan menjual berbagai macam kebutuhan masyarakat dan kebetulan waktu kami berkunjung pas perayaan natal, sehingga desain panggung, iringan lagu serta semprotan gelembung busa menambah suasana seperti turun salju.
Mall Queenbay Penang

 2. Hari 2 = Kek Lok Si Temple, Nyonya House, Mal Gurney
Kek Lok Si Temple yang dikenal dengan nama 极乐寺, merupakan kelenteng termegah di Penang. Kami diantar supir langsung ke tempat paling atas, sehingga langsung bisa melihat patung dewi Kwam Im yang besar dan hiasan lampion disekitarnya ada patung zodiak. Setelah itu, kami turun ke bawah melalui lift disamping kedai cindramata. Tarif one way turun ke bawah sekitar RM 3 per orang. Liftnya menyerupai tram bergerak diagonal. Tiba di bawah, terdapat altar dewa tertawa maitreya. Di bagian sisi lain, pintu masuk menuju Pagoda dikenakan tarif RM 2 per orang. Jalan turun ke bawah, melewati jembatan yang mana terdapat kolam kura-kura di bawahnya. Kemudian akan melihat seperti lorong kecil yang dua sisinya terdapat kios-kios yang menjual baju, sovenir, & oleh-oleh khas Penang. 
Kek Lo Si Temple

Nyonya house yang dikenal dengan film 小娘惹 the little nyonya cuisine. Dimana tempat ini merupakan lokasi syuting film ini dan menceritakan perpaduan budaya peranakan melayu dan cina. Rumah ini terkesan mewah di zamannya, terdapat banyak barang keperluan sehari-hari serta berbagai koleksi barang antik zaman dulu, seperti jam dinding, kamera, guci, lukisan, dsb. Dibagian dapurnya segaja dibikin cafe, menjual es cendol yang menjadi makanan khas Penang.
Nyonya House
Kami sempat singgah di bukit bendera dan warung makan cendol yang terkenal di Penang, berhubung antrian panjang, kami memutuskan langsung ke mal Gurney. Mal ini menghadap pantai, terdapat pasar malam di sampingnya dan sekitarnya banyak hotel berbintang. Kawasan ini terkesan elite, macet serta ramai pengunjung.
Plaza Gurney
3.Hari 3 = Pasar Awam Jelutong, Kedai Naluri Aman, Perbatasan Malaysia Bukit Kayu Hitam
Pasar awam jelutong seperti pasar umumnya, menjual sayur, daging, buah, baju, peralatan dapur serta food court yang menjual aneka ragam masakan.
Pasar Awam Jelutong


Kami naik van yang memuat 10 orang penumpang menuju Hatyai. Bus ini menjemput kami dari tempat tinggal dan akan mengantar kami ke hotel tujuan kami inap. Perjalanan menempuh waktu sekitar 4 jam, dengan asumsi 2 jam dari kota Penang menuju perbatasan Malaysia, 1 jam antrian imigrasi, 1 jam menuju kota Hatyai. Sebelum masuk perbatasan, bus kami singgah ke kedai Naluri Aman. Kami disuruh supir serahin paspor untuk mencetak kartu imigrasi dan dikenakan RM 2/org. Ditempat inilah kami dipersilakan makan siang atau ke toilet. Kemudian bus melanjutkan perjalanan ke perbatasan malaysia.

Perbatasan Penang - Hatyai


Perbatasan ini berada di ruang terbuka, jika mengunakan mobil pribadi atau taksi, anda tidak perlu turun dari mobil. Tetapi jika mengunakan bus, semua penumpang harus turun dan antrian di counter imigrasi. Bagasi bisa ditinggalin di dalam bus. Setelah selesai cap paspor, bus kami telah menunggu di depan dan kami dipersilakan kembali masuk bus yang sama.

Kesimpulan :
Mayoritas penduduk Penang bersuku hokkian, biaya hidup setaraf dengan di Indonesia. Porsi makanan kecil, tidak sebesar di Kuala Lumpur. Transportasi umum tidak banyak, sehingga agak sulit menjangkau jika tidak menyewa mobil atau bus.

 

Pengikut