Halaman

Tampilkan postingan dengan label thailand. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label thailand. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 Juli 2016

My travel : Cha Am - Hua Hin, Thailand

Hua hin terletak di wilayah thailand selatan, berjarak sekitar 3 jam dari kota Thailand.  Jarak antara Cha Am dan Huahin berdekatan sekitar 30 menit. Dari kota Bangkok menuju Hua hin akan melewati kota Cha Am, sehingga lebih banyak turis mengunjungi Cha Am terlebih dahulu, kemudian baru beralih ke kota Hua hin.

Berikut tempat yang kami kunjungi selama 2 hari 1 Malam Di kota Cha am - Huahin :
1. Moe Kim Lung
Tiba di Cha Am sekitar 13.15, dengan segera kami singgah di restoran Moe Kim Lung untuk mengisi perut, restoran ini cukup luas dengan simbol raksasa besar di depannya. Satu sisi menjual makanan yang di sajikan seperti catering ( bisa memilih lauk sayur sendiri ) dan satu sisinya khusus menjual oleh2 khas Thailand seperti snack, abon, kerupuk ikan, dsb
 
Moe Kim Lung
  2. Swiss Sheep farm
Tempat ini banyak spot menarik buat berfoto ria, desain dan bentuknya unik. Domba yang dipelihara tidak terlalu banyak dan terasa bau khas peternakan.
Swiss Sheep Farm
3. Santorini Park
Jarak antara sheep farm dan Santorini Park berseberang jalan. Tempat wisata ini memiliki desain utama warna putih biru, terdapat ukiran unik di dindingnya menambah suasana manis. Wahana permainan terlalu sedikit, gerai penjualan di area tersebut juga terbatas.
Santorini Park


4. FN factory Outlet
Setelah mengunjungi santorini park, tiba-tiba hujan lebat, sehingga kami disarankan ke tempat indoor. Driver menyarankan ke factory outlet. Memasuki outlet ini, kondisi serba gelap sedikit lampu yang menyala. Terakhir baru mengetahui bahwa adanya masalah korsleting listrik. Outlet ini menjual barang-barang seperti tas, baju, alat rumah tangga, handuk, dsb.
FN Factory Outlet
5. The Venezia
Kami tiba tempat ini jam 15.30 waktu setempat, sayangnya tidak ada tiket masuk dikarenakan waktu kunjungan telah tutup. Sekilas mirip bangunan venezia Macau. 
The Venezia
6. Hua Hin Market Village
Tempat ini di desain berbentuk jembatan kayu, tidak ada biaya masuk di wilayah ini. Terdapat banyak kios yang menjual jajanan dan souvenir khas Thailand.
Huahin Market Village
7. Putahrasca Hua Hin Hotel
Resort ini cukup mewah, terdapat pemisah dua bagian. satu bagian yang menghadap pantai dan satu lagi menghadap kolam renang. kamar kami menghadap kolam renang, dilengkapi tempat duduk santai di teras kamar. pemandangan cukup cantik dan asri serta tempat tidur yang empuk, terasa relax .
Putahrasca Huahin Hotel


8. Hua Hin Night Market
Jarak hotel kami ke market sekitar 10 menit via tuktuk. Market ini menjual banyak jajanan dengan menu masakan utama seafood. Sebagian menjual souvenir berupa baju, gantungan kunci, asesoris lainnya.
Night Market


7. Huahin Safari adventure park
Safari ini tidak terlalu besar, pilihan juga tidak banyak, seperti naik gajah, melihat show, naik mobil truck, dsb. Kami memilih pertunjukan gajah yang berdurasi sekitar 60 menit, sebelum pertunjukan dimulai, kami dipersilakan berfoto bersama gajah, memberi makanan gajah, dsb.
Huahin Safari
8. The Sala Wine Bar and Bistro Hua Hin Hill
Tempat ini cukup jauh dari perkotaan, terdapat perkebunan anggur. Restoran ini menyajikan western food seperti steak, spaghetti, dsb. Waktu kunjungan juga dibatasi antara jam 11.00 sampai 17.00 wib. Tempat ini mengenakan denda jika memetik anggur dari pohonnya.
The Sala Wine Bar

Kesimpulan :
* Hotel di Thailand terkesan pelit, mereka akan menambah extra charge kepada tamu yang inap jika melebihi jumlah kamar yang dipesan misalnya pesan 1 kamar ( 2 orang ) jika melebihi 2, dikenakan penambahan walaupun tidak memesan extra bed.
* Masakan Seafood paling banyak dijual.




Jumat, 30 Januari 2015

My travel - Hatyai, Thailand

Hatyai terletak di pinggiran Thailand selatan, berbatasan langsung dengan kota Penang, Malaysia. Hubungan kedua negara ini sangat dekat, hampir setiap menit ada bus, taksi maupun mobil pribadi yang melewati perbatasan tersebut.

Tingkat korupsi di Hatyai juga tidak kalah dibandingkan Indonesia, adanya sistem salam tempel untuk mempercepat proses imigrasi. Kami sempat dipersulit dengan alasan salah counter (padahal counter tertulis foreign paspor dan beberapa turis asal Malaysia bisa melewati counter tersebut). Petugas imigrasi meminta antrian ulang atau membayar RM 20/org dengan melewati jalur khusus imigrasi tanpa antrian.

Hatyai sendiri memiliki makanan ringan yang cukup terkenal, dan gampang sekali dijumpai di tempat keramaian seperti crepes, mango rice, ice coconut, dsb. Disamping itu, menjual sup sarang walet dengan harga yang terjangkau, tetapi setelah kami mencicipi, sup tersebut kebanyakan airnya dan terkesan tidak original.
Makanan lokal khas Hatyai
Berikut perjalanan kami selama 4 hari di Hatyai :
Hari 1 : Perbatasan Hatyai ~ Hotel New Season ~ Lee Garden Hotel Sky Buffet ~ Odean Store ~ Santisuk Market
Kesan pertama di perbatasan Hatyai sangat tidak nyaman, masuk toilet dipunggut biaya, imigrasi terkesan tidak ketat dan antrian yang amburadul ( bisa nyelip, potong antrian orang lain, melewati counter imigrasi tanpa pemeriksaan ). Petugas imigrasi yang tidak ramah serta sogok uang yang terang-terangan.
Setelah proses imigrasi, kami kembali masuk bus yang sama dan diantar ke hotel new season yang telah kami booking sebelumnya di agoda. Hotel ini lumayan berkelas, kamar yang besar serta dekat dengan pusat perkotaan.
Imigrasi Hatyai
Hotel Lee Garden terkenal buffetnya yang berada di lantai 33, dimana selain bisa menikmati makanan sesuai selera, kita bisa menikmati pemandangan malam hari Hatyai. Harga buffet juga tidak terlalu mahal, sekitar 200 baht/org dan ada spesial diskon buat orang tua dan anak kecil.
Hotel Lee Garden Hatyai
Disekitar hotel lee garden, terdapat pasar malam santisuk, odean store dan juga kios travel yang menawarkan paket tur. Kami memilih travel yang bisa berbahasa mandarin, tetapi sayangkan supir tur cuma bisa mengerti bahasa kong hu, tetapi tidak bisa ngomong bahasa tersebut sehingga lumayan susah berkomunikasi.
Odean Fashion Mall

Santisuk Night Market
Hari 2 : Wat Hat Yai Nai ~ Municipal Park ~ Bon Khao Restoran ~ Pantai Samila ~ Ferry ~ Floating Market ~ SPA Hotel
Kuil Budha tidur ini terletak di Wat Hat Yai Nai, bernama Phra Phuttha Hattha Mongkho, dan berada di ruang terbuka, tersedia biksu yang siap memberi doa dengan syarat membeli dupa, kalung bunga dan barang sembahyang lainnya. Kuil ini terasa sepi pengunjung dan kurang terawat serta tidak ada atraksi yang menarik untuk menarik perhatian pengunjung.
Wat Hat Yai Nai
Municipal Park ini memiliki lahan yang luas, terdapat wahana ice dome dekat pintu masuk, kemudian dilanjutin Kelenteng dewi kwam im, Kelenteng dewa 八仙过海 dan patung dewa lainnya. Jika hendak bersembahyang dewa empat muka (四面佛), harus menaiki cable car untuk mencapai gunung teratas. Cara bersembahyang disini tergolong unik, dimana ada pelepasan pentasan (炮) dan telah disiapin tempat khusus serta tersedia jasa tarian jika hendak meminta permohonan kepada dewa empat muka serta banyak menjual sepasang burung merpati untuk dilepaskan setelah berdoa dan banyak ucapan terima dari donotur berupa kursi dan patung gajah atas pengabulan permintaan doanya. Selain itu juga menjual kertas merah yang bisa kita tulis permohonan dan digantung di pohon.
Municipal Park

Sepulang dari municipal park, kami singgah di restoran bon khao untuk mengisi perut. Restoran ini terkenal dengan seafoodnya. Restoran ini cukup asri, mungkin dikarenakan posisinya di pergunungan.
Ban Khao Restaurant
Pantai samila terletak agak jauh dari perkotaan, ikon ikan duyung yang menjadi simbolnya. Untuk berfoto bersamanya, harus extra bersabar, dikarenakan antrian cukup lama dan batu karang didekatnya juga agak susah dicapai,  dikelilingi batu karang dan pasir. Tempat ini cocok hiburan keluarga, dimana angin cukup kencang untuk bermain layang-layang ada tempat bersantai serta banyak berjualan jajanan seperti gorengan, es kelapa maupun toserba didekatnya.
Samila Beach
Sepulang dari pantai, bus melaju ke tempat penyeberang ferry, mirip ferry Perawang-buton. Ferry ini bisa menampung 15 mobil & puluhan sepeda motor dan akan mengantar ke perkotaan Hatyai. Tiba ditujuan penyeberang, bus kami langsung menuju lokasi floating market. 

Floating market tidak seperti yang kami bayangi ( berbelanja di perahu kecil ), melainkan pedagang berjualan di gubuk-gubuk kecil dekat pinggiran sungai. Disini banyak menjual makanan, pakaian dan oleh-oleh khas Hatyai.
Floating Market
Kami sempat ditawarin menonton aqua show, dikarenakan terlalu vulgar tidak cocok buat kami sehingga kami memutuskan menikmati spa di hotel kami. 

Hari 3 = Kim Yong Market ~ Greenway Night Market ~ Talad Mai Night Market
Kim yong market lebih banyak menjual snack, manisan, oleh2 khas daerah. Jangan lupa menawar, harga bisa ditawar lebih murah.
Sepulang dari Kim yong, kami menaiki tuk tuk pulang ke hotel. Tuk-tuk disini tidak terlalu cantik dibandingkan yang di Bangkok. Tuk-tuk Hatyai lebih menyerupai oplet yang bisa tampung 8 orang, sedangkan tuk-tuk Bangkok lebih mirip Becak motor, bedanya supirnya dirakit di depan.
Tuk-tuk Hatyai
Greenway night market beroperasi dari jam 5 sore sampai malam. Tempat ini cukup luas, banyak menjual makanan, baju, sepatu serta asesoris hp lainnya. Cukup asri bersantai sekaligus bisa berbelanja ria. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau.
Greenway Night Market
Talad Mai night market berada di Tanrattanakorn Road, berjalan kaki sekitar 10menit dari Greenway. Tempat ini berada di luar terbuka, diatasnya dipasangi kanopi yang cukup besar. Barang yang dijual hampir sama dengan greenway night market.
Talad Mai Night Market
Hari 4 =  Hatyai International Airport
Airport di sini tidak terlalu besar, antrian cepat, proses imigrasi juga tidak banyak pemeriksaan dan terasa nyaman tanpa ada pungutan liar.
Kesimpulan :
Barang yang dijual di Hatyai cukup murah walaupun tidak secantik dan selengkap di Bangkok. Penduduk Hatyai sangat menghormati biksu, setiap kali menaiki angkutan umum selalu memberikan tempat spesial terhadapnya. Bila ingin keliling kota Hatyai, lebih aman menyewa bus travel daripada naik tuk-tuk.

Kamis, 10 Juli 2014

My travel : Bangkok,Thailand



Kali ini saya ini berbagi liburan saya di Bangkok, Thailand. Simak yok!!

Berawal dari karnaval Airasia Rp. 0,- bagi pemegang kartu big, tanpa membuang waktu, saya langsung akses www.airasia.com untuk merecanakan liburan bersama adik dan mama tersayang ke Bangkok. Kenapa pilih Bangkok? Karena biaya dan akomondasi lebih murah serta waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama.

Apakah benar-benar dapat penerbangan gratis dari Airasia? Simak gambar di bawah ini!


Ternyata tidak loh, tetap dikenakan biaya airport tax dan fuel surchange. Tapi hitung-hitung termasuk hemat juga dibandingkan harga biasa. Makasih ya, Airasia!!

Akhirnya, tiba waktu keberangkatan sesuai tanggal keberangkatan ( 03/05/2014 s/d 07/05/2014), berikut perjalanan kami:
Hari 1 : Pekanbaru - KL - Bangkok
Tiba di Don Mueang International Airport,bangkok jam 15.30. Tempat cap imigrasi sana termasuk sepi, tidak memakan waktu lama untuk antrian. Keluar airport, langsung carter taxi menuju hotel. Supir taxi sana banyak yang tidak bisa berbahasa Inggris, untungnya kami mempunyai map dan lokasi hotel tulisan lokal sehingga tidak menyulitkan sampai hotel. Kami tinggal di hotel " The 93 Hotel ", kamar lumayan besar, sayangnya kami dikenakan extra 500 baht / orang karena booking untuk 2 orang per kamar walaupun kami tidak memesan extra bed, akses ke hotel susah, selalu macet, mungkin karena dekat pasar. 
 Bandara Don Mueng International Airport, Bangkok

Hari 2 : Grand Palace - River Star Princess Cruise
Istana Grand Palace dibalut kaca dan dilapisin warna cat emas, terlihat agun dan kemegahan. Sayang, tidak perkenakan masuk ke dalam bagian istana tersebut, cuma bisa berfoto di luar saja. Cuaca sana tergolong panas, jangan lupa membawa topi dan sunblock.
Sorenya, kami naik cruise keliling daerah Bangkok, disana tersedia buffet. Star princess cruise lumayan berkelas, apalagi duduk di lantai atas, angin sepoi-sepoi didukung pemandangan yang dihiasin lampu-lampu serta musik semakin bikin suasana romantis serta wine gratis benar-benar bikin so sweet...
Grand Palace
Buffet di Cruise
       
River Star Princess Cruise
Hari 3 : Pasar Chatucak - Cabaret Show
Shopping di pasar chatucak lumayan murah, kios-kios dibedain per blok, masing-masing blokdibedain barang jualan, misalnya blok  A khusus baju, blok B khusus sepatu, blok C khusus binatang pelihara, dsb. Pedagang disana ramah juga, walaupun ngak ngerti bahasa mereka, bisa nego pake kalkulator.

Cabaret Show merupakan waria bangkok yang terkenal cantik serta body yang Ok loh. Salut banget bisa lebih cantik dari wanita tulen. Namun hati-hati ketika berfoto sama mereka, bisa2 di teror minta uang loh.

Pasar Chatucak
Hari 4 : Bangkok - KL
Kami masih sempat jalan-jalan ke Siam Paragon Mall & Central World Shopping Center. Pulangnya, kami coba naik tuk-tuk ke hotel. Setelah itu, baru kemas barang dan melanjutnya perjalanan pulang ke Kuala Lumpur. Karena tidak dapat mengejar penerbangan pulang ke Pekanbaru, terpaksa inap 1 hari di Kuala Lumpur.
Tuk-tuk

Hari 5 : KL - PKU 
Tiba di rumah, langsung bagi oleh-oleh..
Oleh-oleh

Kesimpulan :
Penduduk Bangkok rata-rata berbadan ideal & cantik. Ibukotanya tidak semacet Jakarta. Barang disana tergolong murah, apabila beli lebih 3 pcs, harga akan lebih murah lagi. Masakan disana terkenal tomyam asam pedas gitu. Cuaca hampir mirip di Indonesia. Satu hal lagi, penduduk sana sangat menghormati rajanya, hampir semua jalan besar terpapan foto raja dan istrinya. Setiap pemutaran lagu kemerdekaan mereka, penduduk sana akan mengheningkan cipta sampai lagu tersebut berhenti. Salut banget!!




 

Pengikut