Penang, kota favorit orang Medan untuk berobat, dikarenakan berdekatan dan mayoritas masyarakat bersuku hokkian, sehingga gampang berkomunikasi. Kota ini, lebih banyak dihuni orang tua, mungkin lebih banyak anak muda merantau ke KL. Agak sulit menemukan taksi dipinggiran jalan, kebanyakan nongkrong dekat mal dan hotel besar.
Berikut perjalanan kami selama 3 hari 2 malam di Penang (24/12/2014 s/d 26/12/2014) :
1. Hari 1 = Queensbay Mall
Tiba di Penang sekitar jam 6 sore, kami memutuskan langsung ke mall, sedangkan bagasi dititipin supir menuju apartemen yang telah kami pesan sebelumnya. Apartemen yang kami sewa seharga RM 55 / hari. Kamar lumayan luas, ada kamar mandi di dalamnya. Sayangnya selimutnya terlalu tipis, dan agak jauh dari perkotaan. Bagian luar apartemen tampak kumuh, beruntung kamar tidur cukup luas dan bersih.
Mall Queensbay ini cukup luas, seperti mal kebanyakan menjual berbagai macam kebutuhan masyarakat dan kebetulan waktu kami berkunjung pas perayaan natal, sehingga desain panggung, iringan lagu serta semprotan gelembung busa menambah suasana seperti turun salju.
2. Hari 2 = Kek Lok Si Temple, Nyonya House, Mal Gurney
1. Hari 1 = Queensbay Mall
Tiba di Penang sekitar jam 6 sore, kami memutuskan langsung ke mall, sedangkan bagasi dititipin supir menuju apartemen yang telah kami pesan sebelumnya. Apartemen yang kami sewa seharga RM 55 / hari. Kamar lumayan luas, ada kamar mandi di dalamnya. Sayangnya selimutnya terlalu tipis, dan agak jauh dari perkotaan. Bagian luar apartemen tampak kumuh, beruntung kamar tidur cukup luas dan bersih.
![]() |
Apartemen milik Kenny |
Mall Queensbay ini cukup luas, seperti mal kebanyakan menjual berbagai macam kebutuhan masyarakat dan kebetulan waktu kami berkunjung pas perayaan natal, sehingga desain panggung, iringan lagu serta semprotan gelembung busa menambah suasana seperti turun salju.
![]() |
Mall Queenbay Penang |
2. Hari 2 = Kek Lok Si Temple, Nyonya House, Mal Gurney
Kek Lok Si Temple yang dikenal dengan nama 极乐寺, merupakan kelenteng termegah di Penang. Kami diantar supir langsung ke tempat paling atas, sehingga langsung bisa melihat patung dewi Kwam Im yang besar dan hiasan lampion disekitarnya ada patung zodiak. Setelah itu, kami turun ke bawah melalui lift disamping kedai cindramata. Tarif one way turun ke bawah sekitar RM 3 per orang. Liftnya menyerupai tram bergerak diagonal. Tiba di bawah, terdapat altar dewa tertawa maitreya. Di bagian sisi lain, pintu masuk menuju Pagoda dikenakan tarif RM 2 per orang. Jalan turun ke bawah, melewati jembatan yang mana terdapat kolam kura-kura di bawahnya. Kemudian akan melihat seperti lorong kecil yang dua sisinya terdapat kios-kios yang menjual baju, sovenir, & oleh-oleh khas Penang.
![]() |
Kek Lo Si Temple |
Nyonya house yang dikenal dengan film 小娘惹 the little nyonya cuisine. Dimana tempat ini merupakan lokasi syuting film ini dan menceritakan perpaduan budaya peranakan melayu dan cina. Rumah ini terkesan mewah di zamannya, terdapat banyak barang keperluan sehari-hari serta berbagai koleksi barang antik zaman dulu, seperti jam dinding, kamera, guci, lukisan, dsb. Dibagian dapurnya segaja dibikin cafe, menjual es cendol yang menjadi makanan khas Penang.
![]() |
Nyonya House |
Kami sempat singgah di bukit bendera dan warung makan cendol yang terkenal di Penang, berhubung antrian panjang, kami memutuskan langsung ke mal Gurney. Mal ini menghadap pantai, terdapat pasar malam di sampingnya dan sekitarnya banyak hotel berbintang. Kawasan ini terkesan elite, macet serta ramai pengunjung.
![]() |
Plaza Gurney |
3.Hari 3 = Pasar Awam Jelutong, Kedai Naluri Aman, Perbatasan Malaysia Bukit Kayu Hitam
Pasar awam jelutong seperti pasar umumnya, menjual sayur, daging, buah, baju, peralatan dapur serta food court yang menjual aneka ragam masakan.
Kami naik van yang memuat 10 orang penumpang menuju Hatyai. Bus ini menjemput kami dari tempat tinggal dan akan mengantar kami ke hotel tujuan kami inap. Perjalanan menempuh waktu sekitar 4 jam, dengan asumsi 2 jam dari kota Penang menuju perbatasan Malaysia, 1 jam antrian imigrasi, 1 jam menuju kota Hatyai. Sebelum masuk perbatasan, bus kami singgah ke kedai Naluri Aman. Kami disuruh supir serahin paspor untuk mencetak kartu imigrasi dan dikenakan RM 2/org. Ditempat inilah kami dipersilakan makan siang atau ke toilet. Kemudian bus melanjutkan perjalanan ke perbatasan malaysia.
Perbatasan ini berada di ruang terbuka, jika mengunakan mobil pribadi atau taksi, anda tidak perlu turun dari mobil. Tetapi jika mengunakan bus, semua penumpang harus turun dan antrian di counter imigrasi. Bagasi bisa ditinggalin di dalam bus. Setelah selesai cap paspor, bus kami telah menunggu di depan dan kami dipersilakan kembali masuk bus yang sama.
Kesimpulan :
Mayoritas penduduk Penang bersuku hokkian, biaya hidup setaraf dengan di Indonesia. Porsi makanan kecil, tidak sebesar di Kuala Lumpur. Transportasi umum tidak banyak, sehingga agak sulit menjangkau jika tidak menyewa mobil atau bus.
![]() |
Pasar Awam Jelutong |
Kami naik van yang memuat 10 orang penumpang menuju Hatyai. Bus ini menjemput kami dari tempat tinggal dan akan mengantar kami ke hotel tujuan kami inap. Perjalanan menempuh waktu sekitar 4 jam, dengan asumsi 2 jam dari kota Penang menuju perbatasan Malaysia, 1 jam antrian imigrasi, 1 jam menuju kota Hatyai. Sebelum masuk perbatasan, bus kami singgah ke kedai Naluri Aman. Kami disuruh supir serahin paspor untuk mencetak kartu imigrasi dan dikenakan RM 2/org. Ditempat inilah kami dipersilakan makan siang atau ke toilet. Kemudian bus melanjutkan perjalanan ke perbatasan malaysia.
![]() |
Perbatasan Penang - Hatyai |
Perbatasan ini berada di ruang terbuka, jika mengunakan mobil pribadi atau taksi, anda tidak perlu turun dari mobil. Tetapi jika mengunakan bus, semua penumpang harus turun dan antrian di counter imigrasi. Bagasi bisa ditinggalin di dalam bus. Setelah selesai cap paspor, bus kami telah menunggu di depan dan kami dipersilakan kembali masuk bus yang sama.
Kesimpulan :
Mayoritas penduduk Penang bersuku hokkian, biaya hidup setaraf dengan di Indonesia. Porsi makanan kecil, tidak sebesar di Kuala Lumpur. Transportasi umum tidak banyak, sehingga agak sulit menjangkau jika tidak menyewa mobil atau bus.